Apakah bola itu melewati garis atau tidak? Debat seputar gol itu masih merebak sampai pada hari ini. Gol kedua Geoff Hurst pada saat pertambahan waktu di final Piala Dunia 1966. Inggris keluar sebagai pemenang atas Jerman Barat dengan sekor 4-2 pada Piala Dunia kala itu dan ini merupakan salah satu partai final paling kontroversial dalam sejarah PD.. Kontroversi terjadi pada gol kedua Hurst. Bola yang ditendangnya membentur mistar gawang Jerman Barat dan melesat ke luar gawang.Hurst sendiri sempat ragu, apakah bola itu masuk ke dalam gawang aiau tidak. Setelah menendang bola itu. Hurst terdiam, begitu juga dengan wasit Gottfried Dienst dari Swiss. Justru rekan-rekan Hurst yang menyambutnya dengan selebrasl.
2. Kuwait vs Perancis (1982)
Dalam pertandingan antara Perancis dan
Kuwait, pemain Kuwait memprotes gol Perancis. Menurut mereka, mereka
berhenti bermain karena bunyi peluit wasit. Presiden Federasi Sepak Bola
Kuwait, Pangeran Fahid, menghampiri wasit dan mengancam akan
meninggalkan pertandingan. Wasit menarik keputusannya. Perancis sendiri
menang 4-1. Wasit itu diskors dan Fahid didenda 14.000 dollar Amerika.
3. Jerman Barat vs Austria (1982)
Jerman Barat dan Austria diduga
melakukan konspirasi di pertandingan terakhir babak pertama fase grup.
Jika Jerman menang melawan Austria, maka kedua negara akan lolos ke
babak kedua. Aljazair menjadi tim yang dirugikan dengan hasil ini.
4. Hand of God (1986)
Di piala dunia meksiko 1986, argentina
menjadi kandidat kuat juara, thanks to maradona, semua itu tercapai. Di
babak kuarter final melawan inggris, gol kontoversial itu terjadi.
Maradona meninju bola dengan tangannya dan sukses mengelabui wasit dan
penjaga garis. Protes kiper Peter Shilton dan pemain inggris tidak
mengubah keputusan wasit. “Shilton itu tsangat inggi. Dia tidak melihat
apa pun ketika saya meninju bola. Pemain inggris lain yang memberitahu,”
jawab maradona 20 tahun sesudah gol kontoversial itu terjadi di Tv
argentina. Lucunya pemain Argentina juga tidak ada yang menghampiri
maradona untuk merayakan Gol yang terkenal dengan Gol Tangan Tuhan itu.
Mereka tahu kalo gol itu tidak sah.
Maradona’s Goal Celebration (1994)
pepatah mengatakan mata adalah jendela jiwa Anda. Nah, dalam kasus
Maradona, mata adalah jendela untuk menggunakan efedrin. Setelah
mencetak gol sensasional dalam pertandingan pembukaan Argentina pada
Piala Dunia 1994 ia berlari ke arah kamera video terdekat dengan
ekspresi psikotik di wajahnya. Orang-orang curiga atas tingkah polahnya,
akhirnya contoh urinpun diminta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ia
telah menggunakan suatu zat yang dilarang di efedrin dan sebagai
hasilnya ia diusir tidak boleh mengikuti turnamen.
Loading…
6. Gol Bunuh Diri Andrés Escobar (1994)
Bek timnas Kolombia Andres Escobar menemui ajalnya secara tragis
setelah ditembak di luar bar El Indio di pinggiran kota kelahirannya di
Medellin, Kolombia pada 2 Juli 1994. Sebelum keluar bunyi tembakan,
terdengar teriakan panjang “goooool….” menirukan suara khas komentator
sepakbola ala Amerika Latin. Tercatat sebanyak 12 kali teriakan yang
dikeluarkan sesuai dengan jumlah peluru yang dihamburkan. Escobar harus
menebus “dosanya” karena melakukan gol bunuh diri yang menyebabkan
kekalahan Kolumbia 1-2 dari tuan rumah AS di babak penyisihan Piala
Dunia 1994, peristiwa yang terjadi hanya berjarak sepuluh hari
sebelumnya. Laporan berbagai media menyatakan bahwa Escobar dihabisi
oleh kelompok sindikat judi yang bertaruh dalam jumlah besar dengan
keyakinan Kolombia akan lolos ke babak kedua.
7. Kartu Merah David Beckham (1998)
Inggris tersingkir oleh Argentina
melalui adu penalti di Piala Dunia ’98. Di awal babak kedua terjadi
malapetaka bagi Inggris, dan terutama bagi Beckham. Hanya berselang satu
menit setelah kick-off, Beckham terprovokasi, membuat kesalahan bodoh
dan sangat fatal, menendang Diego Simone. Tak ayal, wasit Kim Milton
Nielson (Denmark) mengeluarkan kartu merah bagi Beckham. Inggris mampu
bertahan sampai babak perpanjangan waktu, tapi akhirnya kalah dalam adu
penalti.
Kekalahan itu membuat Beckham begitu dibenci dan dimusuhi publik.
Bahkan, tak sedikit yang mengancam akan membunuhnya. Tapi, apa yang
terjadi? Dalam waktu tak terlalu lama, Beckham tampil memesona,
mengantarkan klubnya, Manchester United meraih tiga gelar dalam semusim
atau treble winners.
8. Kemenangan Korea Selatan Atas Itali (2002)
Kekacauan di Korea Selatan (Korsel)
tahun 2002 adalah salah satu yang teranyar ketika Korsel dibantu wasit
asal Ekuador mengalahkan Italia 2-1 di babak 16 besar.
Byron Moreno, sang wasit, pertama menganulir gol Italia tanpa sebab
yang jelas, menolak memberikan pinalti kepada Italia, dan memberi
Fransesco Totti kartu merah karena dinilai ‘diving’.Akhirnya Italia kalah 2-1 oleh gol emas Ahn Jung Hwan striker Perugia yang ironisnya dipecat oleh klubnya setelah Piala Dunia.
9. Kedipan Mata Ronaldo (2006)
Pertandingan melawan Belanda di 16 Besar
merupakan salah satu pertandingan terburuk dalam sejarah Piala Dunia.
Wasit harus mengeluarkan 16 kartu kuning dan empat pemain terpaksa
diusir. Pertandingan tidak bisa berjalan normal karena setiap saat wasit
meniup peluit untuk melerai pemain kedua tim yang selalu ribut.
Kontroversi Portugal berlanjut di perempat-final saat bertemu
Inggris. Mereka memprovokasi wasit sehingga mengusir Wayne Rooney.
Bahkan Ronaldo ikut-ikutan memprovokasi meski tak mengetahui insiden
yang terjadi.Setelah ‘mengusir’ Rooney, Ronaldo terlihat mengedipkan mata ke arah ofisial tim. Kedipan mata Ronaldo tertangkap kamera fotografer Inggris sehingga menjadi kontroversi di sepakbola Inggris.
Portugal mencatat rekor karena menjadi tim yang mengantungi 24 kartu kuning dalam satu ajang Piala Dunia. Ironisnya, Portugal meraih penghargaan sebagai tim paling menghibur (most entertaining team).
“Tandukan maut” ala Zidane memang
menjadi momen paling sulit dilupakan dalam sejarah kartu merah
sepakbola. Legenda hidup Prancis ini berbuat bodoh dengan menanduk Marco
Materazzi saat Prancis bertemu Italia di final Piala Dunia 2006.
Meski Zizou–julukan Zidane– mengaku terpancing oleh provokasi
Materazzi, namun wasit Horacio Elizondo akhirnya mengeluarkan kartu
merah buat Zidane. Zizou sendiri mengaku jika kejadian itu menjadi
insiden yang paling memalukan baginya.Insiden itu berawal saat Materazzi selalu menjaga pergerakan Zidane dengan memegangi kaosnya. Tak senang dengan sikap Matrix –julukan Materazzi–, Zidane langsung berkata,” jika kamu mau kaosku, saya akan berikan nanti.”
Materazzi langsung membalasnya; “Saya lebih senang dengan saudara perempuanmu yang pelacur.”
Akhirnya, tandukan keras Zidane mendarat ke dada Materazzi. Pertandingan itu sendiri dimenangkan Italia dengan drama adu penalti.
Red : Enoz Trapfosi
Sumber : Urban Titan