REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Pernah menonton Harry Potter dengan jubah tembus pandangnya?
Menarik bukan melihat apa yang bisa dilakukan penyihir muda tersebut
dengan jubah itu. Bagaimana jika jubah itu sungguh ada dan Anda bisa
memilikinya?
Ini beberapa teknologi yang didesain menyerupai jubah itu seperti dikutip science.howstuffworks.com, Senin (10/6). Meski pun, untuk saat ini teknologi tersebut masih jauh untuk dapat menyamai jubah milik Harry Potter.
Pertama, teknologi carbon nanotube hasil karya UTD NanoTech Institute koleksi 2011. Teknologi ini terinspirasi dari fenomena alam fatamorgana gurun.
Simulasi elektrik akan memanaskan suhu sehingga membentuk gradasi antara jubah dan area sekitarnya. Ini membuat gradasi suhu yang besar sehingga membengkokan cahaya menjauhi pemakainya.
Teknologi selanjutnya terbuat dari metamaterial. Struktur ini lebih kecil panjang gelombang cahaya. Jika dikonstruksi dengan baik, maka akan mengatur cahaya di sekitar objek. Mirip dengan sebuah batu yang mengalihkan air di sungai.
Untuk saat ini, teknologi tersebut baru berfungsi untuk dua dimensi dan berukuran sangat kecil, yaitu 10 mikrometer.
Ada juga teknologi kamuflase optikal yang dikembangkan peneliti di Universitas Tokyo, Jepang. Pendekatan ini mirip dengan prinsip layar biru (blue screen) yang digunakan stasiun televisi dan pembuat film.
Yaitu, dengan merekam lingkungan yang ada di belakang objek kemudian diproyeksikan ke objek tersebut.
Jadi, masih berpikir kalau hanya Harry Potter yang dapat tembus
Ini beberapa teknologi yang didesain menyerupai jubah itu seperti dikutip science.howstuffworks.com, Senin (10/6). Meski pun, untuk saat ini teknologi tersebut masih jauh untuk dapat menyamai jubah milik Harry Potter.
Pertama, teknologi carbon nanotube hasil karya UTD NanoTech Institute koleksi 2011. Teknologi ini terinspirasi dari fenomena alam fatamorgana gurun.
Simulasi elektrik akan memanaskan suhu sehingga membentuk gradasi antara jubah dan area sekitarnya. Ini membuat gradasi suhu yang besar sehingga membengkokan cahaya menjauhi pemakainya.
Teknologi selanjutnya terbuat dari metamaterial. Struktur ini lebih kecil panjang gelombang cahaya. Jika dikonstruksi dengan baik, maka akan mengatur cahaya di sekitar objek. Mirip dengan sebuah batu yang mengalihkan air di sungai.
Untuk saat ini, teknologi tersebut baru berfungsi untuk dua dimensi dan berukuran sangat kecil, yaitu 10 mikrometer.
Ada juga teknologi kamuflase optikal yang dikembangkan peneliti di Universitas Tokyo, Jepang. Pendekatan ini mirip dengan prinsip layar biru (blue screen) yang digunakan stasiun televisi dan pembuat film.
Yaitu, dengan merekam lingkungan yang ada di belakang objek kemudian diproyeksikan ke objek tersebut.
Jadi, masih berpikir kalau hanya Harry Potter yang dapat tembus